Lazismu Dukung MuhammadiyahAid Terjunkan Tim Respons Kemanusiaan untuk Korban Gempa Bumi Myanmar

JAKARTA - - MuhammadiyahAid yang terdiri dari Lazismu, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), dan PP Muhammadiyah mengadakan Seremoni Pelepasan Tim Dukungan Kemanusiaan untuk respons bencana Gempa Bumi di Myanmar (Humanitarian Response to Earthquake in Myanmar) pada 28 Maret 2025.
Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Badan Pengurus Gunawan Hidayat, Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah Khotimun Susanti, dan perwakilan relawan kemanusiaan yang akan berangkat ke Myanmar Syahri Ramadhan, Satriya Yudo Budi Wicaksono, Moh. Dwi Kurniawan Rizqi. Seremoni pelepasan dilaksanakan di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, pada Kamis (24/04/2025).
Tim yang akan berangkat ke Myanmar terdiri dari Syahri Ramadhan sebagai koordinator relawan, Satriya Yudo Budi Wicaksono sebagai relawan bidang logistik darurat, dan Moh. Dwi Kurniawan Rizqi sebagai relawan data dan media. Misi ini mendapat dukungan penuh dari Lazismu, PP Muhammadiyah dan MDMC.
Gunawan Hidayat, perwakilan dari Lazismu, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Lazismu memiliki pilar program strategis, termasuk tanggap darurat bencana yaitu program kemanusiaan.
"Lazismu, PP Muhammadiyah, dan MDMC telah lama bekerja sama dalam berbagai respons kebencanaan. Ini adalah bagian dari komitmen kami dalam filantropi Islam yang berpihak pada kemanusiaan” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Khotimun Susanti, menyampaikan bahwa gempa bumi ini berdampak sangat luas sehingga memerlukan kolaborasi internasional.
"Kami hadir sebagai bagian dari nilai kemanusiaan. Negara Myanmar membuka akses bantuan internasional, terutama untuk mendukung perlindungan perempuan, anak-anak, dan pencegahan kekerasan dalam situasi darurat. Muhammadiyah berkomitmen hadir di tengah kebutuhan itu” jelasnya.
Syahri Ramadhan mewakili tim relawan kemanusiaan MuhammadiyahAid menyampaikan bahwa ia diberi amanah untuk mewakili Muhammadiyah dalam misi kemanusiaan ini.
“Bantuan yang kami bawa bukan karena rasa iba, melainkan untuk memenuhi hak para terdampak bencana. Mereka berhak menerima dukungan sebagaimana nilai-nilai kemanusiaan yang dianut Muhammadiyah" ujarnya.
Target bantuan MuhammadiyahAid mencakup 1.000 kepala keluarga di wilayah Bidau, Sagaing, dan Mandalay. Fokus utama bantuan adalah penyediaan air bersih, sanitasi, hunian darurat, serta bantuan multiguna berupa uang tunai yang fleksibel.
“Awalnya bantuan tunai sebesar 500 Kyat (MMK), namun kami sesuaikan menjadi 250.000 hingga 300.000 MMK per keluarga agar lebih realistis dan tetap berdampak” jelas Syahri.
Sebagai negara ASEAN, WNI dapat mengakses Myanmar dengan visa kunjungan selama 14 hari, yang memungkinkan tim MuhammadiyahAid untuk bergerak cepat dalam merespons. Pelepasan tim ini merupakan respons kemanusiaan Muhammadiyah dalam upaya meringankan beban masyarakat terdampak bencana.
Sebagaimana di ketahui Gempa bumi bermagnitudo 7,7 dengan kedalaman dangkal sekitar 10 kilometer mengguncang wilayah Myanmar. Bencana ini menyebabkan sedikitnya 5.350 korban jiwa di Myanmar. Peristiwa tragis ini terjadi saat pelaksanaan salat Jumat, menyebabkan runtuhnya masjid dan jatuhnya ratusan korban dari kalangan umat Muslim. Gempa ini menjadi salah satu yang paling mematikan.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]